RMK JAMES A HALL CH 8
A.
Sistem
Buku Besar Umum
Sistem
buku besar umum atau General ledger system - GLS adalah sebagai pusat yang
terhubung ke sistem-sistem lainnya dalam perusahaan melalui arus informasi.
Siklus transaksi memproses peristiwa individual yang dicatat dalam jurnal khusus
dan akun buku besar pembantu. Rangkuman transaksi-transaksi ini mengalir ke
dalam GLS dan menjadi sumber input untuk sistem pelaporan manajemen (MRS) dan
FRS. Kumpulan informasi yang mengalir ke GLS berasal dari subsistem siklus
transaksi.
1.
Voucher
Jurnal
Sumber input bagi buku
besar adalah voucher jurnal. Sebuah voucher jurnal, yang dapat digunakan untuk
mewakitli rangkuman transaksi yang serupa atau satu transaksi yang unik,
mengidentifikasi jumlah keuangan, dan akun buku besar yang dipengaruhi. Transaksi
rutin, jurnal penyesuaian, dan jurnal penutup, semuanya dimasukkan ke buku
besar unum dari voucher jurnal.
2. Basis Data GLS
Basis data GLS terdiri
dari berbagai file. File - file ini bervariasi antara satu perusahaan dengan
perusahaan. Database GLS terdiri atas sejumlah file transaksi, file induk, file
referensi dan file arsip. Contoh yang mewakili antara lain :
A. File
induk buku besar umum merupakan file utama dalam database GLS. Basis dari file
ini adalah kode daftar akun perusahaan.
B. File
Sejarah Buku Besar Umum memiliki format yang sama dengan induk GL. Tujuan utama
file ini adalah untuk mewakili laporan keuangan komparatif dengan basis
historis.
C. File
Voucher Jurnal Historis berisi voucher jurnal untuk periode masa lalu.
Informasi histories ini mendukung tanggung jawab kepengurusan manajemen untuk
menghitung utilisasi sumber daya.
D. File
Pusat Pertanggungjawaban berisi data pendapatan, pengeluaran dan utilisasi
sumber daya lainnya untuk setiap pusat pertanggungjawaban dalam organisasi.
E. File
Anggaran Induk berisi jumlah anggaran untuk pendapatan, biaya, dan sumber daya
lainnya untuk pusat-pusat pertanggungjawaban.
3.
Prosedur
GLS
Secra rutin, ini semua
merupakan rangkuman transaksi dari akun-akun buku besar pembantu dan
jurnal-jurnal khusus yang berada di siklus transaksi. Aspek dari prosedur
pembaruan GLS adalah dilakukan seperti juga operasi terpisah atau berhubungan
dengan sistem pemrosesan transaksi.
B.
Sistem
Pelaporan Keuangan
Tanggunga jawab untuk
memberikan informasi ke pihak eksternal diterapkan oleh standar hkum dan
professional. Informasi yang diperoleh merupakan laporan keuangan. Kewajiban
pelaporan ini dipenuhi melalui komponen FRS dari GL/FRS.
Penerima utama dari informasi laporan keuangan
adalah para pengguna eksternal, seperti pemegang saham, kreditor, dan pejabat
pemerintah. Mereka semua memerlukan informasi yang mungkin mereka mengamati
tren kinerja selama beberapa waktu dan melakukan perbandingan di antara perusahaan
yang berbeda melalui laporan keuangan tersebut. Dengan mengetahui hakikat
kebutuhan ini, informasi pelaporan keuangan harus disiapkan dan disajikan oleh
semua perusahaan dengan cara-cara yang diterima secara umum dan dipahami oleh
pengguna eksternal.
1.
Pengguna yang Caggih dengan ebutuhan informasi yang homogen
Karena komunitas pengguna
eksternal sangat besar dan kebutuhan informasinya bervariasi, laporan keuangan
diarahkan ke pembaca umum Laporan keuangan disiapkan dengan pemikiran bahwa
pembacanya terdiri atas pengguna yang canggih (sophisticated users) dengan
kebutuhan informasi yang relative homogen. Dengan kata lain, bahwa pengguna
laporan keuangan memahami berbagai konvensi dan prinsip akuntansi yang
diterapkan ,dan laporan tersebut memiliki informasi yang berguna.
2.
Aktifitas FRS
Sumber-sumber input
untuk FRS teridiri atas file master buku besar umum saat ini, file sejarah buku
besar umu dan input langsung dari kelompok laporan keuangan. Output dari FRS
adalah laporan keuangan yang diberikan kepada pihak eksternal perusahaan.
3.Proses
akuntansi keuangan
Proses akuntansi
keuangan dimulai dari status bersih di awal tahun fiscal yang baru. Hanya
akun-akun (permanen) neraca yang merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya. Dari
titik ini, prosesnya dilanjutkan langkah-langkah berikut ini :
A. mencatat
transaksi, dicatat sesuai dengan sumber dokumen
B. mencatat
jurnal khusus, jurnal yang pencatatannya jarang.
C. membukukan
ke buku besar pembantu, merupakan perincian setiap transaksi
D. membukukan
ke buku besar umum,
E. menyiapkan
neraca percobaan yang belum disesuaikan, dievaluasi kesamaa total debit-kreditnya
F. membuat
jurnal penyesuaian, merupakan koreksi transakasi selama periode tersebut.
G. menjurnal
dan membukukan ayat jurnal penyesuaian.
H. menyiapkan
neraca percobaan yang telah disesuaikan, neraca ini berisi semua ayat jurnal
yang ada pada laporan keuangan
I. menyiapkan
laporan keuangan.
J. menjurnal
dan membukukan ayat jurnal penutup
K. menyiapkan
neraca percobaan pascapenutup, menunjukan saldo untuk peridoe berikutnya.
proses akuntansi
keuangan yang disebutkan diatas memiliki 3 tahap yang berbeda ,yang masing-masing
melibatkan elemen-elemen dari satu atau lebih subsistem informasi
Tahap 1, merupakan prosedur harian
Tahap 2, merupaka
prsedur akhir periode
Tahap 3, merupakan prosedur pelaporan keuangan
4.
Mengendalikan
GL/FRS
Aktivitas-aktivitas
GL/FRS secara ekslusif merupakan pekerjaan akuntansi. Tidak seperti pemrosesan
transaksi, yang juga melibatkan arus sumber daya fisik, kekhawatiran
pengendalian terhadap GL/FRS berkenaan dengan akurasi dan reliabilitas
informasi akuntansi. Eksposour potensial dalam system ini terdiri atas :
A. Jejak
audit yang tak sempurna
B. Akses
yang tidak diotorisasi ke buku besar umum
C. Akun
buku besar umum yang tidak seimbang dengan akun buku besar pembantu
D. Saldo
akun buku besar umum yang salah karena voucher jurnal yang salah atau tidak
diotorisasi
Jika tidak
dikendalikan, berbagai risiko ini dapat menyebabkan laporan keuangan dan
laporan-laporan lainnya salah dalam pernyataannya sehingga dapat menyesatkan
para pengguna. Konsekuensi potensialnya adalah tuntutan hukum, kerugian yang
signifikan bagi perusahaan, dan sanksi dari pihak yang berwenang.
5. Isu
Pengendalian GL/FRS
Pengendalian GL/FRS
akan mengikuti kerangka yang ditetapkan SAS 78
A. Otorisasi transaksi.
Jurnal voucher adalah
dokumen yang mengotorisasi sebuah entri ke buku besar umum. Vourcher jurnal
diotorisasi dengan benar oleh manajer yang bertanggung jawab didepartmen
sumber.
B. Pemisahan
Tugas
Dalam memperbarui buku
besar umum harus dipisahkan dari semua tanggung jawab akuntasni dan pengawsan
aktiva dalam. Petugas administrasi di Buku Besar umum tidak seharusnya:
1. Memiliki
tanggugung jawab untuk melakukan pembukuan untuk jurnal khusus atau buku besar
pembantu.
2. Menyiapkan
jurnal voucher
3. Bertanggung
jawab dalam mengawasi aktiva fisik
C. Pengendalian
akses
Akses yang tidak
diotorisasi ke akun-akun buku besar umum dapat menghasilkan kesalahan, penipuan
dan salah penyajian dalam laporan keuangan. Perundang-undangan secara tegas
berbicara area risiko ini oleh kebutuhan organisasi untuk mengimplementasikan
pengendalian yang membatasi akses data
base untuk diotorisasi hanya oleh individu-individu.
D. Catatan
akuntansi
Jika didasarkan pada
bagan akun yang memadai, catatan-catatan tersebuat sepenuhnya mendeskripsikan
aktivitas perusahaan. Salah satu aspek pentimg dari fungsi pencatatan ini
adalah pemeliharaan jejak audit.
Jejak audit merupakan
jalur yang diikuti oelh suatu transaksi melalui tahap input, pemrosesan dan
output dalam sistem pemrosesan transaksi. Ini meliputi jaringan dokumen, jurnal
dan buku besar yang didesain untuk memastikan bahwa suatu transaksi dapat
secara akurat ditelusuri melalui sistem tersebut dari awal sampai disposisi
akhirnya.
Jejak audit diperlukan untuk beberapa alasan :
1. Memberikan
kemampuan untuk menjawab pertanyaan
2. Mampu
merekontruksi file
3. Menyediakan
data historis kepada auditor
4. Memenuhi
peraturan pemerintah
5. Menyediakan
sarana untuk mencegah kesalahan
E. Verifikasi
independen
FRS menghasilkan
dua laporan operasional yang menjadi bukti akan keakuratan proses ini
yaitu daftar voucher jurnal dan laporan perubahan buku besar umum. Daftar
voucher jurnal menyediakan perincian yang relevan tentang setiap voucher jurnal
yang diterima oleh FRS sebagai input. Laporan perubahan buku besar umum
menyajikan pengaruh transaksi voucher jurnal pada akun buku besar umum.
C.
GL/
FRS Berbasis Komputer
Perusahaan menggunakan
buku besar umum hanya untuk pelaporan keuangan akan menemukan bahwa system
batch, yang menggunakan file yang berurutan, memenuhi kebutuhannya dan
menyediakan tingkat keamanan yang tinggi. System ini dioperasikan secara sederhana,
dan pengendalian akses buku besar umum digunakan untuk mendukung tugas yang
lebih luas dalam organisasi, system yang menggunakan pemrosesan real-time dan
file akses langsung mungkin diperlukan. Pada bagian ini akan dibahas
suatuGL/FRS otomasi tradisional dan pendekatan rekayasa ulang yang menggunakan
GL/FRS berbasis computer.
1.
GL
/ FRS Warisan yang menggunakan Pemrosesan Batch dan File datar
Kekuatan : Terletak pada pengendalian dan pelaporan.
Kelemahan : Yaitu tidak efisien dan rekonsiliasi yang tidak sering
dilakukan.
2.
Rekayasa Ulang Gl/ FRS Menggunakan File akses
langsung
Sistem rekayasa ulang
mengatsao kelemahan-kelemahan sistem tradisional. Karena sistem ini tidak
menciptakan kembali seluruh buku besar setiap kali diperbarui. Pendekatan ini
sangat memfasilitasi identifikasi kesalahan dengan tepat waktu ketika batch
transaksi tidak seimbang nilainya. Penggunaan file akses langsung memberikan
manfaat tambahan bagi pelaporan manajemen. Para manajer internal memerlukan
informasi yang lebih sering dan tepat waktu daripada pengguna eksternal daro
laporan keuangan tradisional. Karena sebagian informasi ini datang dari proses
data buku besar umum, pengguna pendekatan akses lansung memfasilitasi akses
manajemen ke data-data penting. Masalah pengendalian yang perlu diperhatikan,
yaitu:
a)
Pemisahan tugas
b)
Catatan akuntansi dan pengendalian akses
D.
Sistem
Pelapora Manajemen
Implikasi pengendaliaan
MRS sekarang ini telah diakui secara resmi oleh dalam SAS78, manajemen dituntut
untuk menyediakan sarana formal untuk memantau fungsi pengendalian internal.
Hal ini dapat dicapai melalui pemisahan prosedur audit atau dengan aktivitas
pengawasan yang berkelanjutan.
Salah satu teknik untuk
mencapai pengawasan berkelanjutan adalah penggunaan laporan manajemen secara
bijaksana.Laporan tepat waktu memungkinkan para manager fungsional seperti penjualan, pembelian produksi , dan
pengeluaran kas untuk mengawasi dan mengendalikan operasi mereka. Ini akan memberikan
bukti mengenai berfungsinya atau tidak
berfungsinya pengendalian internal.
E.
Faktor
Yang Mempengaruhi MRS
Merancang system
pelaporan yang efektif memerlukan pemahaman akan apa yang dilakukan oleh para
manajer dan jenis-jenis masalah yang dihadapinya. Factor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan informasi manajemen, antara lain:
1.
Proses
Pengambilan Keputusan, langkah-langkahnya :
A. Mengindetifikasi
masalah
B. Mengevauasi
solusi alternatif
C. Mengimplementasikan
solusi yang terbaik
D. Melakukan
pemerikasaan pascaimplementasi
2.
Prinsip-prinsip
Manajemen
Prinsip-prinsip
manajemen memberikan wawsan pada kebutuhan informasi manajemen yang teridiri
dari :
A. Formalisasi
pekerjaan
B. Tanggung
Jawab dan Wewenang
C. Jangkauan
Pengendalian
D. Manajemen
dengan Pengecualian
3.
Fungsi,
Tingkat, dan Jenis Keputusan Manajemen
Fungsi perencanaan dan pengendalian
manajemen secara mendasar memengaruhi sistem pelaporan manajemen. Fungsi
perencanaan berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang aktivitas -
aktivitas akan dating dari suatu perusahaan. Perencanaan dapat dilakukan untuk
jangka panjang atau jangka pendek. Keputusan perencanaan dan pengendalian
sering diklasifikasikan dalam empat kategori: perencanaan strategis,
perencanaan taktis, pengendalian manajerial, dan pengendalian operasional.
4.
Struktur
Masalah
Struktur suatu masalah
mencerminkan seberapa baik pengambil keputusan memahami masalah tersebut.
Struktur masalah memiliki tiga elemen.
A.Data-nilai yang
digunakan untuk mewakili factor-faktor yang relevan dengan masalah tersebut.
B.Prosedur-urutkan
langkah-langkah atau peraturan keputusan yang digunakan untuk memecahkan masalah.
C. Tujuan-hasil yang
ingin dicapai oleh pengambil keputusan dengan memecahkan masalah tersebut.
5.
Jenis
Laporan Manajemen
Pada kenyataannya,
laporan manajemen dapat berbentuk fisik sesuai dengan yang diinginkan atau
dibutuhkan oleh penggunanya. Laporan ini dapar berupa dokumen kertas atau
gambar elektronik yang disajikan di terminal lomputer. Laporan tersebut dapat
berisi informasi verbal, numeric, atau grafis atau kombinasinya.
A.Tujuan laporan : mengurangi
tingkat ketidak pastian yang berkaitan dengan suatu masalah yang dihadapi
pengambil keputusan, dan mempengaruhi perilaku pengambil keputusan dengan cara
yang positif.
B. Pelaporan terprogram
: memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diantisipasi
pengguna.
C Atribut laporan :
agar lebih efektif, suatu laporan harus memiliki atribut antara lain relevan,
ringkas, berorientasi pengecualian, akurat, lengkap, tepat waktu, dan singkat.
D.Pelaporan khusus :
sumber data untuk mendukung kebutuhan pelaporan khusus melalui konsep yaitu
penggalian data. Dan ada dua pendekatan umum untuk pendekatan data, antara lain
model verifikasi dan model penemuan.
6. Akuntansi Pertanggung
Jawaban
Sebagian besar pelaporan manajemen
melibatkan akuntansi pertanggungjawaban. Konsep ini menyatakan bahwa
setiap peristiwa ekonomi yang mempengaruhi perusahaan adalah tanggung jawab
manajer, dan dapat dilacak ke masing-masing manajer. Arus informasi dalam
system pertanggungjawaban mengalir ke atas dan ke bawah melalui saluran
informasi, hal ini mewakili dua tahap akuntansi pertanggungjawaban:
A. Serangkaian
tujuan kinerja keuangan (anggaran) yang berkaitan dengan tanggung jawab manajer
B. Melaporkan
dan mengukur kinerja actual ketika dibandingkan dengan tujuan-tujuan tersebut.
Untuk
mencapai akuntabilitas, aktivitas bisnis secara teratur mengorganisasikan
kegiatan operasi kedalam unit-unit yang disebut sebagai pusat pertanggung jawaban, dengan bentuk yang paling umumya itu
pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi.
7.Pertimbangan Perilaku
A. Keserasian Tujuan
Telah
dibahas sebelumnya tentang prinsip-prinsip manajemen, yaitu wewenang,
tanggungjawab, dan formalisasi pekerjaan. Jika diterapkan dengan benar dalam
perusahaan, prinsip-prinsip ini meningkatkan keserasian tujuan. Manajer tingkat
klebih rendah yang berusaha mencapai tujuannya berkontribusi secara positif
terhadap tujuan atasannya.
B.
Informasi yang Berlebihan
Informasi
yang berlebihan muncul ketika seorang manajer menerima informasi berlebih dari
yang dapat dicernanya. Hal ini dapat terjadi ketika seorang perancang sistem
pelaporan tidak mempretimbangkan tingkat organisasional dan jangkauan
pengendalian manajer dengan tepat. Informasi yang berlebihan akan membuat
manajer mengabaikan informasi formalnya dan bergantung pada petunjuk-petunjuk
informal dalam membuat keputusan.
C.
Ukuran Kinerja yang Tidak Tepat
Salah
satu tujuan laporan adalah untuk menstimulun perilaku yang konsisten dengan
tujuan perusahaan. Ketika ukuran kinerja yang tidak tepat digunakan, laporan itu
akan berpengaruh sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA :
1.James A. Hall.2009.Sistem Informasi Akuntansi.Jakarta:
Salemba Empat.
2..https://www.academia.edu/11097571/RMK_Sistem_Pelaporan_Keuangan_dan_Pelaporan_Manajemen_chapter_8_Hall_ diakses pada minggu, 22/11/2015
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar